Akibat dari Global Warming
Dunia saat ini dihantui oleh isu
global warming yang dalam waktu tidak lebih dari seabad akan menunjukkan
akibatnya dan berpotensi memporak-porandakan peradaban manusia.
Bencana-bencana yang dipicu karena ketidakstabilan iklim mulai banyak
menelan korban yang tidak sedikit. Meski hanya berupa studi-studi atau
prediksi-prediksi, ada baiknya kita mewaspadai peringatan ini.
Pemanasan
global disebabkan oleh banyak hal, dan sampai saat ini faktor-faktor
dominan penyebab pemanasan global masih diperdebatkan. Tapi yang jelas
bumi lebih hangat 0.5 – 0.6 0C dari rata-rata suhu bumi 100 tahun
terakhir.
Bulan
januari tahun 2007 menjadi bulan januari terhangat sepanjang 100 tahun
ini, dimana suhu rata2 bulan januari 2007 0.85 0C lebih tinggi dari suhu
rata2 bumi bulan januari yaitu 12 0C. Dan diperkirakan tahun 2007 ini
akan menjadi tahun terpanas sepanjang 100 terakhir diamana akan
meningkat 0.54 0C dari suhu rata2 tahunan sebesar 14 0C. Tahun terpanas
selama ini jatuh pada tahun 1998 yaitu 0.52 0C lebih panas dari suhu
rata2 tahunan. dibelahan bumi bagian utara yaitu eropa timur dan rusia
kenaikan suhu bulan januari adalah 4 0C dan Kanada 2.5 0C dari suhu
rata2 tahunan.
Tahun
2006 sendiri merupakan tahun terpanas ke-6 selama 100 tahun ini, yaitu
naik 0.42 0C dari suhu rata2 tahunan. Sedangkan kantor meteorologi
Inggris menyebutkan bahwa tahun 2006 merupakan tahun terpanas di
Inggris. 10 tahun terhangat pada abad 20 ini terjadi setelah tahun 1980
dan 3 tahun terhangat terjadi setelah tahun 1990.
1. Great Barrier Reef Lenyap dalam 20 Tahun
Naiknya air laut akibat pemanasan global dalam 20 tahun akan menenggelamkan gugusan karang ajaib ini. Charlie, mantan kepala peneliti di Australian Institute of Marine Science mengatakan pada The Times: “Tidak ada harapan, Great Barrier akan lenyap 20 tahun lagi atau lebih. Sekali karbon dioksida (CO2) menyentuh level seperti yang diprediksi antara tahun 2030 dan 2060, seluruh karang akan lenyap. Hal ini didukung para peneliti karang dan juga semua organisasi terkait lainnya. Ini sudah kritis dan beginilah kenyataanya.”
Naiknya air laut akibat pemanasan global dalam 20 tahun akan menenggelamkan gugusan karang ajaib ini. Charlie, mantan kepala peneliti di Australian Institute of Marine Science mengatakan pada The Times: “Tidak ada harapan, Great Barrier akan lenyap 20 tahun lagi atau lebih. Sekali karbon dioksida (CO2) menyentuh level seperti yang diprediksi antara tahun 2030 dan 2060, seluruh karang akan lenyap. Hal ini didukung para peneliti karang dan juga semua organisasi terkait lainnya. Ini sudah kritis dan beginilah kenyataanya.”
2. Hutan Amazon Akan Berubah Menjadi Gurun
Memiliki jutaan spesies dan cadangan 1/5 air bersih dunia, hutan Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar di dunia. Tapi pemanasan global dan penggundulan hutan membalikkan fungsi hutan sebagai penyerap karbon dan merubah 30-60 persen hutan menjadi padang rumput kering. Proyeksi-proyeksi menunjukkan hutan ini bisa lenyap menjelang tahun 2050.
Memiliki jutaan spesies dan cadangan 1/5 air bersih dunia, hutan Amazon merupakan hutan hujan tropis terbesar di dunia. Tapi pemanasan global dan penggundulan hutan membalikkan fungsi hutan sebagai penyerap karbon dan merubah 30-60 persen hutan menjadi padang rumput kering. Proyeksi-proyeksi menunjukkan hutan ini bisa lenyap menjelang tahun 2050.
3. Gurun Sahara Akan Menghijau
Para
ilmuwan melihat tanda-tanda bahwa gurun sahara dan wilayah di
sekitarnya menghijau akibat makin meningkatnya curah hujan. Hujan ini
mampu merevitalisasi wilayah gersangnya sehingga menarik komunitas
petani. Kecenderungan menyusutnya gurun ini dijelaskan oleh model-model
iklim, yang memprediksi kembalinya ke kondisi yang merubah Sahara
menjadi padang rumput subur seperti sekitar 12 ribu tahun yang lalu.
4. Angin Topan Akan Bertiup Lebih Dahsyat
Belum
bisa dijelaskan apakah global warming bertanggung jawab atas terjadinya
badai Katrina. Tapi ada indikasi-indikasi bahwa global warming akan
menciptakan badai-badai berkategori 5 – badai Katrina sendiri
berkategori 4 saat menghantam Lousiana. Kekuatan badai dimulai dari
adanya air hangat dan model-model ramalan menunjukkan badai di masa
depan akan menjadi lebih dahsyat seiring dengan naiknya temperatur
lautan. Global warming juga membuat badai-badai itu lebih destruktif
dengan naiknya permukaan laut yang memicu banjir yang lebih besar di
wilayah pesisir.
5. London Tenggelam Tahun 2100
Tidak
hanya karang dan pulau-pulau landai yang terancam global warming.
Faktanya sebuah ancaman besar juga menghantui wilayah kota besar di
wilayah pantai yang beresiko tenggelam di bawah air akibat naiknya
permukaan laut. Lusinan kota-kota dunia termasuk London dan New York
bisa saja lenyap tenggelam menjelang akhir abad ini, menurut penelitian
yang menyebutkan global warming akan mengakibatkan naiknya permukaan air
laut lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya. London termasuk kota
besar yang beresiko tinggi seperti digambarkan dalam sebuah film tahun
2007 berjudul “Flood”. Menurut para ahli kota ini akan tenggelam tidak
sampai 100 tahun lagi.
6. Hewan-hewan yang Menyusut
Studi
baru menyebutkan bahwa bahwa spesies-spesies hewan mengalami penyusutan
rata-rata hingga 50 persen dari massa tubuhnya dalm 30 tahun terakhir.
Penelitian awal terhadap domba menduga bahwa musim dingin yang lebih
pendek dan ringan membuat domba-domba itu tidak menambah berat badannya
untuk bertahan hidup pada tahun pertama hidupnya. Faktor seperti ini
dapat juga mempengaruhi populasi ikan. Para peneliti menyebutkan
perubahan iklim ini bisa mengganggu rantai-rantai makanan, dimana
predator di puncak rantai makanan yang paling terpengaruhi karena
menyusutnya mangsa.
7. Kepulauan Indonesia Kehilangan Ribuan Pulaunya
Akibat global warming, sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan Indonesia mungkin akan hilang sebelum yahun 2030 danhal ini diperparah sebagai konsekuensi penambangan liar dan aktivitas lain yang merusak lingkungan. Indonesia hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari 17.500 pulau-pulau di wilayahnya.
8. Global Warming Bisa Memicu Terorisme
Global warming bisa menciptakan kondisi ketidakstabilan di negara-negara miskin, sehingga memicu terjadinya migrasi dan menjadi tempat subur berkembangnya terorisme. Kondisi negara yang tidak stabil akibat iklim yang keras dan tidak menentu menyebabkan banyak orang meninggalkan negaranya dan karena tekanan beberapa di antaranya bisa melakukan tindak terorisme. Belum lagi masalah akibat penolakan dari negara yang didatangi para imigran ini.
9. Mencairnya Pegunungan Alpen
Tahun-tahun belakangan ini terlihat pengurangan intensitas salju di wilayah-wilayah rendah, menyusutnya volume glacier (sungai es), dan juga meningkatnya cairnya wilayah es beku. Hal ini berdampak langsung pada aktivitas turisme di musim dingin. Diprediksi glacier-glacier itu akan hilang antara tahun 2030 dan 2050. Itali dan Swiss telah memutuskan untuk menggambar ulang batas-batas wilayah mereka akibat berkurangnya glacier-glacier di Alpine dan menyapu tanda batas-batas wilayah dua negara itu.
10. Tenggelamnya Kepulauan Maldiva
Wilayah
kepulauan rendah dan flat yang dikelilingi lautan diprediksi akan
ditenggelamkan oleh lautan yang mengelilinginya itu. Hal ini merupakan
berita buruk bagi para penghuninya dan juga bagi dunia pariwisata yang
mengandalkan pantai-pantai berpasir putih dengan air hangatnya. Para
peneliti memberi waktu tidak lebih dari seratus tahun sebelum kepulauan
ini bebar-benar lenyap ditelan samudera.
Mengerikan
memang, meski hampir semua dari kita mungkin tidak akan mengalaminya,
tetapi anak cucu kitalah yang akan menghadapinya. Mungkin sebagian orang
menganggap isu global warming hanyalah bualan saja, tapi mungkin
sebagian dari kita telah merasakan naiknya temperatur di wilayah
masing-masing jika dibandingkan kira-kira 10 tahun yang lalu. Penulis
sendiri kurang lebih 10-15 tahun yang lalu pernah tinggal di salah satu
kota yang waktu itu hawanya selalu sejuk bahkan menjelang tengah hari
sekalipun. Dan tahun-tahun belakangan kota itu di siang hari panas
teriknya tidak kalah dengan kota Jakarta. Memang belum ada yang
membuktikannya sebagai akibat global warming, tapi satu hal sudah jelas,
sudah waktunya manusia memikirkan kembali untuk menghargai alam dan
bersahabat dengan alam dalam segala aktivitasnya termasuk dalam strategi
pembangunan, baik infrastruktur maupun industri.
sumber http://samudro.wordpress.com